Senin, 12 Juni 2017

Penemuan Yahudi Julius Caesar "Penemu Tahun Masehi".

Asal Usul : Asal Mula Penemu Tahun Masehi
Penemuan Yahudi Tahun Masehi - Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.
Perayaan Tahun Baru
Saat ini, tahun baru 1 Januari telah dijadikan sebagai salah satu hari suci umat Kristen. Namun kenyataannya, tahun baru sudah lama menjadi tradisi sekuler yang menjadikannya sebagai hari libur umum nasional untuk semua warga Dunia. Pada mulanya perayaan ini dirayakan baik oleh orang Yahudi yang dihitung sejak bulan baru pada akhir September. Selanjutnya menurut kalender Julianus, tahun Romawi dimulai pada tanggal 1 Januari. Paus Gregorius XIII mengubahnya menjadi 1 Januari pada tahun 1582 dan hingga kini seluruh dunia merayakannya pada tanggal tersebut.
Perayaan Tahun Baru Zaman Dulu
Seperti kita ketahu, tradisi perayaan tahun baru di beberapa negara terkait dengan ritual keagamaan atau kepercayaan mereka—yang tentu saja sangat bertentangan dengan Islam. Contohnya di Brazil. Pada tengah malam setiap tanggal 1 Januari, orang-orang Brazil berbondong-bondong menuju pantai dengan pakaian putih bersih. Mereka menaburkan bunga di laut, mengubur mangga, pepaya dan semangka di pasir pantai sebagai tanda penghormatan terhadap sang dewa Lemanja—Dewa laut yang terkenal dalam legenda negara Brazil.
Seperti halnya di Brazil, orang Romawi kuno pun saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci untuk merayakan pergantian tahun. Belakangan, mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar Janus, dewa pintu dan semua permulaan. Menurut sejarah, bulan Januari diambil dari nama dewa bermuka dua ini (satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi menghadap ke belakang).
Sedangkan menurut kepercayaan orang Jerman, jika mereka makan sisa hidangan pesta perayaan New Year's Eve di tanggal 1 Januari, mereka percaya tidak akan kekurangan pangan selama setahun penuh. Bagi orang kristen yang mayoritas menghuni belahan benua Eropa, tahun baru masehi dikaitkan dengan kelahiran Yesus Kristus atau Isa al-Masih, sehingga agama Kristen sering disebut agama Masehi. Masa sebelum Yesus lahir pun disebut tahun Sebelum Masehi (SM) dan sesudah Yesus lahir disebut tahun Masehi.
Pada tanggal 1 Januari orang-orang Amerika mengunjungi sanak-saudara dan teman-teman atau nonton televisi: Parade Bunga Tournament of Roses sebelum lomba futbol Amerika Rose Bowl dilangsungkan di Kalifornia; atau Orange Bowl di Florida; Cotton Bowl di Texas; atau Sugar Bowl di Lousiana. Di Amerika Serikat, kebanyakan perayaan dilakukan malam sebelum tahun baru, pada tanggal 31 Desember, di mana orang-orang pergi ke pesta atau menonton program televisi dari Times Square di jantung kota New York, di mana banyak orang berkumpul. Pada saat lonceng tengah malam berbunyi, sirene dibunyikan, kembang api diledakkan dan orang-orang menerikkan "Selamat Tahun Baru" dan menyanyikan Auld Lang Syne.Di negara-negara lain, termasuk Indonesia? Sama saja! Bagi kita, orang Islam, merayakan tahun baru Masehi, tentu saja akan semakin ikut andil dalam menghapus jejak-jejak sejarah Islam yang hebat. Sementara beberapa pekan yang lalu, kita semua sudah melewati tahun baru Muharram, dengan sepi tanpa gemuruh apapun.

1 komentar:

  1. SAUDI—Pemerintah Arab Saudi mengganti kalender Hijriah yang berdasarkan perputaran bulan menjadi kalender Gregorian atau perputaran matahari atau Masehi.
    Pemberlakuan kalender Gregorian atau kalender Masehi di Saudi dimulai hari Sabtu, 1 Oktober 2016.
    Pergantian kalender ini dilakukan sebagai terobosan untuk menyesuaikan waktu dengan para pengimpor minyak dari Arab Saudi. Negara penghasil minyak ini sedang dilanda krisis keuangan yang parah sepanjang sejarah negara itu. Dengan demikian, Arab Saudi melakukan berbagai cara untuk melakukan penghematan sekaligus pemasukan.
    Kerajaan Arab Saudi memberlakukan kalender Hijriah sejak 1932. Kalender Hijriah lebih pendek waktunya sebelas hari dibandingkan kalender Gregorian yang memiliki 365 hari dalam setahun.
    Sebenarnya, dengan menggunakan kalender Hijriah, Arab Saudi dapat menghemat biaya, misalnya gaji pegawai negerinya. Karena itu, pergantian kalender ini dipertanyakan para netizen melalui media sosial.
    “Saudi mengganti kalender Hijriah ke kalender Gregorian yang menambah biaya sebelas hari membayar bagi pekerjanya setiap tahun. Pegawai negeri kehilangan sebelas hari dari gajinya setelah pergantian kalender,” cuit Sultan Al Qassemi, pemilik akun Twitter, seperti dikutip dari Deutsch Welle.
    Pergantian kalender merupakan satu dari rangkaian kebijakan Arab Saudi untuk memangkas biaya demi penghematan.
    Sebelumnya, Raja Salman memerintahkan pemotongan 20 persen gaji pegawai negeri dan 15 persen tunjangan bagi anggota Dewan Penasihat Shura Kerajaan. Juga, penundaan pemberian bonus kepada pegawai pemerintah. Arab Saudi pun menaikkan biaya visa masuk kepada warga asing.
    Ini semua bagian dari reformasi ekonomi yang dilakukan Kerajaan Arab Saudi setelah produsen minyak terbesar di dunia ini mengalami penurunan pendapatan sejak harga minyak terus melorot sejak 2014.

    BalasHapus